Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cerpen : Kisah Sepatu Sombong Dan Kaos Kaki Yang Rendah Hati

Cerpen : Kisah Sepatu Sombong Dan Kaos Kaki Yang Rendah Hati
Oleh: Halley kawistoro
Seorang pria melangkahkan kaki ke pusat perbelanjaan. Ia berkeliling berjalan-jalan di pusat perbelanjaan. Matanya memandang toko yang memajangkan jejeran sepatu-sepatu. Sebelum Pria itu memasuki toko yang menjual sepatu. Para sepatu sibuk berbincang. Setiap hari silih-beganti pengunjung yang datang.
“kali ini aku pasti yang dipilih, lihat pria itu. Pasti ia pengusaha sukses. Jasnya mahal, kantongnya tebal. Uang nya pasti banyak.” Ujar sepatu Kulit
“mungkin kami yang dipilih. Ia pasti ingin berolahraga dan kami lah yang paling cocok” ujar sepatu olahraga
“hehe...tampangnya biasa saja mungkin ia ingin bersantai jadi kami lah yang paling cocok” ujar sepatu santai.
Pria itu pun mulai melangkahkan kaki memasuki toko sepatu tersebut. Ia mulai berbicara dengan pelayan toko. Pria itu berkeliling mengamati sepatu satu-persatu. Tampak ia mulai melirik ke arah jajaran sepatu kulit. Ia menunjuk ke arah sepatu yang harganya fantastis. Tak salah lagi, pria itu memang kaya raya dan pengusaha sukses. Ia pun mengambil salah satu sepatu kulit pilihan nya bernomor dan berukuran 40. Tampak sepatu yang dipilih riang.
“ kalian lihat kan pria ini memilih ku. Aku yang beruntung kali ini. Bye-bye” teriak sepatu kulit kepada semua sepatu lainnya.
Transaksi pun dilakukan. Pria itu lalu mengambil kartu debit nya dan menyerahkan ke pelayan toko. Selang beberapa waktu pria itu pergi dari toko dan pusat perbelanjaan dengan membawa bungkusan yang berisi sepatu pilihannya tersebut. Menuju parkiran dan mengambil mobilnya untuk pulang kerumah di minggu sore.
Pria itu pun sampai di rumah dan keluar dari mobil mewahnya memasuki rumah menuju kamarnya. Kamar yang berukuran luas sepanjang 10 meter itu memiliki tempat penyimpanan sepatu. Dibukanya bungkusan tersebut dan diambilnya sepatu kulit yang baru dibelinya, diletakkan di jajaran sepatu yang lain.
“hai-hai aku adalah sepatu baru. Pantas saja aku dipilih, kalian rupanya telah usang dan tak layak pakai. Warna kalian telah pudar dan aku akan menggantikan kalian semua menjadi sepatu pilihan tuan kalian.” Kata sepatu tersebut ke sepatu yang lain.
Sepatu lain hanya tersenyum dan tidak memperdulikan kata-kata sepatu baru itu.
Keesokan hari di senin pagi jam 06.30 wib. Lemari penyimpanan sepatu pun dibuka. Pria itu mulai mengamati susunan sepatu yang berjajar rapi di rak. Diambilah sepatu baru tersebut.
“kalian lihat akulah yang dipilih bukan kalian. Kalian hanya sepatu usang dan tidak berharga”
Sebut sepatu baru tersebut membanggakan dirinya.
Sepatu tersebut dipakai oleh pria itu dan menuju ke kantor. Selama perjalanan menuju kantor. Sepatu tersebut mengejek kaoskaki yang tersemat di dirinya.
Hei kaoskaki. Kau tahu hargaku jutaan sedangkan kamu itu murahan jadi jangan terlalu dekat dengan ku.
Aku juga hanya kaoskaki usang sepatu. Esok juga aku akan dibuang. Lihat aku sudah mulai berlubang” jawab kaoskaki.
Oh kalau aku tentu nya berumur panjang sepuluh tahun aku bisa tahan dan aku sangat nyaman untuk dipakai. Sepatu menjelaskan.
Setiap hari kerja kaos kaki selalu dihina. Beragam kaoskaki tak luput dari hinaan sepatu. Sampai suatu saat hari hujan lebat. Tampak sang pria kebingungan, dia melihat diparkiran mobil ada genangan air sampai betis. Karena waktu yang mendesak pria itu langsung keluar bersama sepatu baru itu dan kaoskaki. Merka terendam oleh genangan air tersebut.
Sesampainya di ruang kerja sepatu dan kaoskaki dilepaskan. Disamping tempat duduk pria tersebut dan ia mulai bekerja seperti biasa.
“aku tentu tahan terhadap air dan akan dikeringkan kembali, hei kaki apakah kau senang memakai ku.” Berkata kepada kaki.
Iya aku senang karena setiap hari kaoskaki melindungiku. Jawab kaki
“bukannya aku yang meninggikan kau kaki, membuat tampilan mu indah. Bukan si kaoskaki yang bersembunyi didalamku.” Sepatu terus berujar kepada kaki.
“kaoskaki kamu akan dibuang hari ini. Kau tak layak lagi dipakai.” Sepatu mengejek kaoskaki.
“iya aku dibuat memang hanya untuk menjaga kaki. Menyelimutinya setiap hari dan aku bersyukur aku bisa berguna, bermanfaat bagi pria ini dan kakinya.” Jawab kaoskaki.
Memang benar apa yang disampaikan oleh sepatu tersebut mengenai kaoskaki. Kaoskaki pun diangkat dan dimasukkan kedalam kotak sampah. Sepatu tertawa melihat kaoskaki yang dibuang.
“kau lihat kaki. Kini akulah yang menjagamu. Tanpa kaoskaki pun aku sanggup tidak butuh dengan kaoskaki kumal itu” ujar sepatu kepada kaki pria itu.
Pria itu mengenakan sepatu dan pulang menuju rumahnya. Selama perjalanan, terjadi kemacetan. Ternyata selama mengendarai mobil dan menempuh kemacetan.  kaki berteriak kesakitan. Sepatu yang basah dan karena gesekan yang terjadi. Kaki terluka dan mengeluarkan bau yang tidak sedap.
Pria itu pun kesal melihat kakinya terluka dan bau kakinya yang kurang sedap. ia menendang sepatu tersebut.
“kenapa aku ditendang” teriak sepatu.
“Kau juga akan dibuang karena kau melukai ku.” Jawab kaki
“Tetapi aku kan sepatu baru dan mahal hargannya” sepatu menggerutu.
Pria itu pun bangkit dari tempat duduknya dan mengambil sepatu tersebut dan dibuangnya sepatu itu ke tempat sampah. Sepatu tersebut pun bersedih atas apa yang menimpa nya. Ia menyesal atas keangkuhan dan kesombonganya.
Pria itu akan beraktivitas seperti biasa karena ia punya segalanya. Mudah sekali ia untuk membeli sepatu baru. Ternyata kegunaan sepatu tersebut tak lebih lama dari kaoskaki dan dalam waktu beberapa minggu sepatu tersebut dibuang.
// Sekian //
Ulasan Cerita diatas
Dalam kehidupan ini kita bisa saja terlahir menjadi sepatu yang sombong tadi. Terkadang kita merasa sudah menjadi paling unggul daripada yang lain. Keistimewaan yang dimiliki baik segi kecantikan, ketampanan, kekayaan, dan lain-lain. Membuat kita lupa tujuan diri kita diciptakan. Sikap sombong sepatu tersebut hanya merupakan sementara. Penyesalan selalu muncul setelah peristiwa yang mengingatkan kita untuk tidak jadi pribadi yang lalai. Ia ditinggalkan begitu saja karena sebuah keadaan. Tanpa sadar sepatu kulit baru itu melukai kaki pria pemiliknya. Nilai keutamaan sepatu menjadi sederhana. Sepatu dibuat untuk melindungi kaki dan nyaman dipakai ketika disandingkan dengan kaoskaki. Kehidupan saling berhubungan antara satu sama lain. Kita tidak bisa menjadi pribadi yang individual mementingkan diri sendiri. Kaoskaki yang dibuat untuk melindungi kaki merupakan pasangan dari sepatu.
Sepatu berfikir keutaamaan nya lebih dari kaoskaki. Sikap rendah hati kaoskaki yang menyadari diri nya untuk apa diciptakan membuat kita bisa mengambil pesan dari cerita diatas.
Dalam kehidupan ini kita harus menjadi pribadi yang bermanfaat dan berguna bagi oranglain. Karena sejatinya, apabila sudah sampai waktunya kita akan menerima batas waktu kegunaan kita diciptakan. Berhentilah untuk merasa menjadi paling unggul dan sempurna dari manusia lainnya.
Bermanfaatlah dalam kehidupan dan jangan jadi manusia yang sombong.
Hormat saya,                                                                                                      
Penulis
Halley Kawistoro
Halley Kawistoro Seorang Tenaga Pengajar di Sekolah Menengah Pertama yang ingin menyalurkan kemampuan di bidang Menulis dan bermanfaat Bagi Orang Lain

2 comments for "Cerpen : Kisah Sepatu Sombong Dan Kaos Kaki Yang Rendah Hati"