Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Generasi Emas Adalah Anak Terdidik Dalam Keluarga

Salam Hangat dan Hormat

Kepada pembaca dan pengunjung 

Laju informasi kian cepat didukung dengan kemajuan teknologi yang terus terbarukan ‘up to date’. Negara kita yang telah siap menyambut MEA masyarakat ekonomi asia diberikan beban yang sangat besar. Segala aspek kehidupan di negara ini akan bisa mengalami asimilasi yang tanpa batas. Tekanan-tekanan tersebut akan mampu dihadapi bangsa ini dengan salah satu cara yang sederhana yaitu menciptakan ‘generasi emas’.

Ungkapan diatas sejalan dengan cita-cita kurikulum pendidikan yang gencar digalakkan. Kesederhanaan yang dimaksud bukan seperti seseorang membalikkan telapak tangan dari hitam menjadi putih. Generasi Emas atau istilah asingnya Golden generation bermakna sederhana, ketika anak dalam sebuah keluarga mampu dididik dan menjadi terdidik.

Tugas siapa? Pertanyaan yang spontan itu bisa muncul dari mulut siapapun. Namun, bukan berarti semua dibebankan pada lingkup formal seperti ; pendidikan anak usia dini, taman kanak-kanak, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas dan kejuruan, serta sekolah yang berlandaskan keyakinan. Lingkungan peserta didik menjadi wilayah yang bersentuhan secara langsung.

Anak Terdidik
Generasi emas yang dimaksud itu lahir ketika seorang anak mampu mendapatkan penguatan pendidikan yang berlandaskan cinta kasih terutama dalam lingkungan keluarga. Seperti istilah ‘belajar dari pengalaman’. Seorang anak yang dikenalkan oleh sikap-sikap yang berkarakter antara lain seperti : sopan, jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan masih banyak lain nya. Sikap-sikap teladan yang baik tentunya muncul dalam lingkungan terdekat seorang anak. Keluarga sebagai lingkungan terdekat memiliki peran sentral dalam perkembangan individu anak. Untuk menciptakan Anak terdidik dapat diwujudkan dari lingkup terkecil yaitu Keluarga. Anak Terdidik merupakan hasil dari sebuah keluarga yang memahami penting nya arti sebuah pendidikan. Seorang anak bisa mencoba belajar dari prilaku orang tua yang baik. belajar dari mencoba hal-hal baru dengan bimbingan, belajar menyelesaikan permasalahan dengan solusi yang tepat, belajar untuk mengendalikan dan mengetahui perkembangan emosional diri. Kesemua itu melalui bimbingan dari pemahaman orang tua, orang dewasa yang memilki kematangan dan lingkungan bermain yang menyenangkan.
suasana belajar formal

Keluarga
Seorang anak tentu tidak memliki latar belakang sosial yang sama. Melalui kegiatan bersosial di lingkungan, dapat ditunjuk sebuah contoh ‘family manajement’ atau manajemen dalam keluarga yang sesuai dengan ESQ (emosional, spiritual dan question) kecerdasan emosional, agama dan pengetahuan. Untuk membentuk anak-anak saling berinteraksi. Pola tersebut bisa dibuatkan sebuah aturan baku yang terstruktur oleh pihak terkait untuk menciptakan keluarga-keluarga yang menjadi contoh dalam kehidupan bermasyarakat. Keberagaman latar belakang dalam keluarga juga bisa diarahkan ke hal yang positif dengan kegiatan-kegiatan sosial yang bisa diadakan dengan melibatkan anak untuk berperan serta. Seperti kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan anak bisa dilibatkan sesuai dengan kemampuan nya dan yang terpenting pemberian kepercayaan serta intensif dibimbing menyelesaikan tugas yang diberikan. Sebuah keluarga juga dapat mendapatkan pengetahuan secara tidak langsung dengan dibuatkan buku panduan mendidik anak secara nasional maupun sesuai dengan kearifan lokal daerah nya masing-masing. Penulis berkeyakinan anak yang tanpa kelainan, lahir dengan segala bakat, kemampuan, dan fisik yang sama. Namun, keluarga diibaratkan menjadi tempat awal  untuk menempa akan jadi apa anak itu di masa depan? Tanpa bermaksud untuk mengeneralisasi. Seorang anak merupakan perwujudan keluarganya. Lingkungan keluarga yang tidak baik akan menjadikan anak itu tidak baik, sedangkan keluarga yang baik akan menjadikan anak itu menjadi baik. Anak baik yang dimaksud bisa dikategorikan sebagai anak yang terdidik. Anak terdidik merupakan anak yang mendapatkan pembelajaran ilmu, sosial dan agama secara baik melalui pendidikan dalam keluarga.

Ahli Parenting (ahli pendidikan dalam keluarga oleh orang tua) menggalakkan pentingnya peran orang tua mendukung pendidikan anaknya. Keharmonisan dalam keluarga merupakan hasil dari kelanjutan latar belakang penididikan orang tuanya. Bukan dilihat dari tinggi rendah akademik pendidikannya. Namun, berupa pola asuh yang mendidik anaknya untuk mengenal diri dan lingkungan. Menjadi manusia yang berakhlak mulia dan memiliki kepedulian sosial dengan sesamanya.

Peran keluarga dalam pendidikan bisa menjadikan bangsa indonesia menjadi negara maju dan bersaing di kancah internasional ke depan. Tingkat ekonomi dalam keluarga tidak akan menjadi halangan jika pemerintah berperan aktif memberi pemahaman ke tingkat bawah akan pentingnya pendidikan. Melalui pembinaan-pembinaan kemasyarakatan dan menguatkan unsur edukasi kepada orang dewasa khususnya para orang tua. Program pemerintah pun beragam jenis telah digalakkan meliputi ; Penyuluhan kesehatan dan kekerasan dalam rumah tangga, serta bantuan berupa Program keluarga harapan. Kesemuanya bertujuan untuk membantu sebuah keluarga mengatasi kesenjangan yang terjadi dan anak-anak mendapatkan kemudahan menempuh pendidikan secara formal. Pembinaan kepada generasi muda perlu juga diberikan untuk kematangan dalam membentuk sebuah keluarga yang ideal. Usia remaja yang rentan menerima input pengetahuan yang menyimpang. Terpengaruh oleh arus moderenisasi dan menghilangkan budaya keluhuran masyarakat timur.

Setelah peran keluarga akan tercipta kolaborasi di pendidikan formal. Orang tua menyerahkan tanggung jawab mendidik kepada tenaga pendidik / Guru. Apabila itu telah dilakukan peran pendidik menjadi lebih mudah. Tumpuan yang diharapkan dalam dunia pendidikan formal akan lebih terarah Kurikulum K13 atau disebut kurikulum nasional yang mengarahkan peserta didiknya menjadi manusia yang berkarakter, berkepribadian dan siap menerima laju informasi yang pesat. Banyak nya sekolah kejuruan yang didirikan pemerintah juga memfasilitasi anak untuk memiliki keterampilan yang menunjang dalam kehidupan nya kelak.

Suasana bermain anak di rumah
Selayaknya Indonesia, menjadi negara maju karena memiliki sumber daya alam yang besar. Meningkatkan sumber daya manusia sejak dini harus menjadi prioritas kita bersama sesuai dengan peran kita masing-masing terutama dalam keluarga dan menjadikan anak kita sebagai generasi emas di masa depan. 

Salam kasih sayang untuk setiap anak Indonesia.

Salam Hormat

Penulis

Halley Kawistoro
Halley Kawistoro Seorang Tenaga Pengajar di Sekolah Menengah Pertama yang ingin menyalurkan kemampuan di bidang Menulis dan bermanfaat Bagi Orang Lain

Post a Comment for "Generasi Emas Adalah Anak Terdidik Dalam Keluarga"