Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Berdamai Dengan Diri Untuk Menjadi Pribadi Yang Kompetitif

Salam Hangat Dan Hormat
Kepada Pembaca dan Pengunjung Blog ini.
Berdamai dengan diri untuk menjadi Pribadi yang Kompetitif
Oleh : Halley Kawistoro
Kehidupan terus berlangsung tanpa henti. Dinamika perubahan melaju tanpa bisa diperkirakan. Lika-liku kehidupan menjadi jalan yang wajib untuk ditempuh siapa saja tanpa terkecuali. Perlu adanya peningkatan kemampuan agar pribadi menjadi sosok yang diperhitungkan. Kemampuan tersebut bisa menjadi modal atau dasar manusia untuk berjuang dalam persaingan dalam proses keberlangsungan hidup.
Pribadi yang lemah ditandai dengan keputus-asaan dalam menyikapi persoalan kehidupan. Dimulai dari bagian kecil sosial yang terbentuk dalam pendidikan keluarga juga menjadi titik awal pembentukan pribadi seseorang manusia.
Berdamailah dengan diri sendiri
Permasalahan kehidupan tentu muncul darimana saja. Tidak memilih siapa yang menjadi targetnya. Munculnya persoalan merupakan proses alami kehidupan. Untuk bertahan hidup makhluk dianugrahi kemampuan untuk tumbuh dan berkembang dalam mencari makanan yang sesuai dengan kebutuhan. Perbedaan yang nyata antara makhluk (hewan) dengan manusia adalah dari akal pikiran. Akal digunakan untuk hal-hal yang bersifat diluar kebiasaan. Akal juga menjadi alat untuk inovasi cara mempertahankan keberlangsungan hidup.
Inovasi akal digunakan seorang manusia setelah proses yang berulang-ulang. Seorang anak akan terus menangis bila dibiasakan mendapatkan sesuatu yang diinginkan nya dengan cara menangis. Seorang anak akan terus melawan kepada orang tuanya bila dibiasakan diberi sesuatu setelah adanya konfrontasi (perlawanan). Seorang wanita / istri akan terbiasa merayu lawan jenis nya atau suami jika menginginkan sesuatu. Seorang laki-laki / suami akan memaksakan kehendaknya bila terjadi ketidak sepahaman yang mengganggu tujuannya.
Gambaran prilaku-prilaku diatas merupakan kebiasaan yang berlangsung berulang-ulang. Semua prilaku tersebut akan tersimpan dalam memori ingatan dan dijadikan sebagai akal dalam pengertian cara untuk sampai pada sesuatu yang diinginkan.
Keinginan atau tujuan tersebut merupakan gambaran persoalan yang hadir setiap saat mengisi hari-hari seorang manusia. Adanya perbedaan pandangan antara makhluk berakal (manusia) menjadi dasar dimana sebuah persoalan muncul. Semua itu, muncul karena pribadi yang tidak mau mengalah dengan dirinya sendiri.
Sebuah cara yang bisa kita lakukan adalah dengan cara “Berdamai”
1. Berdamai sebagai ungkapan rasa syukur : adalah cara pertama yang bisa dilakukan. Artinya sebuah permasalahan yang muncul dihilangkan atau dilupakan. Setelah itu, pikiran dan akal akan menyelesaikan dengan sendirinya. Rasa syukur yang dimaksud penulis adalah cara melupakan masalah dan tidak mengingatnya kembali. Selanjutnya, kita membuat pandangan di lingkungan atau memandang masalah tersebut sebagai hal yang bisa diterima tanpa harus memikirkan pandangan dari luar lingkungan. Apabila, pikiran atau akal kita dipenjar*kan oleh pandangan orang lain dan anggapan-anggapan yang menjerumuskan maka kita akan menjadi pribadi yang putus asa dan tidak bersyukur.
2. Berdamai sebagai solusi : Adalah menyikapi segala persoalan kehidupan dengan mencari jawaban atas masalah tersebut. Jawaban yang didapat bisa dari diri sendiri atau orang lain. Semua masalah ada penyelesaiannya itulah yang disebut sulusi. Penyelesaian akan sebuah masalah juga bisa ditanyakan kepada orang lain. Bisa saja, orang yang ditanyakan telah mengalami permasalahan yang sama atau dia tahu cara menyelesaikan masalah yang kita hadapi.
Dua cara diatas bisa digunakan anda semua pembaca untuk berdamai dengan diri sendiri. Melupakan masa lalu yang menjadi persoalan, bersyukur dan segera mencari solusi/penyelesaian atas masalah yang dihadapi
Pribadi Yang Kompetitif
Setelah anda menjadi pribadi yang lebih baik. Segera antarkan diri anda untuk perubahan. Berjalan di jalur yang benar. Memang susah untuk menentukan kemana langkah kaki. Melalui diri anda yang telah berdamai dengan semua masalah. Berdamai dengan rasa kecewa, putus asa, dan segera bersyukur. Anda akan menjadi pribadi yang siap untuk berkompetisi.
Kompetitif artinya anda adalah pribadi yang belajar untuk meningkatkan kemampuan atau bakat terpendam. Belajar untuk bisa menyelesaikan semua persoalan sendiri. Belajar menemukan jawaban dan belajar untuk siap menang atau kalah. Kompetitif juga mengarahkan pribadi anda tidak hanya handal atau mampu. Tetapi, anda bisa bersaing dengan segala keterbatasan yang anda miliki.
Banyak contoh sosok yang bisa kita belajar melalui diri mereka. Bisa saja, Orangtua anda, tetangga anda, sahabat anda, saudara anda bahkan musuh anda sekalipun bisa menjadi contoh yang bisa menjadi perbandingan.
Seumpama anda berhadapan dengan masalah dan anda mampu menyelesaikan itulah nilai kompetitif yang penulis maksud. Jangan melihat besar kecil masalh yang menimpa anda. Namun, sadarilah bagaimana anda menyelesaikannya. Nilai ukurnya adalah penyelesaian yang anda lakukan berdampak baik kepada orang lain terutama diri sendiri.
Selesaikanlah masalah yang ada pada diri dengan cara berdamai. Sejatinya anda akan menjadi pribadi yang kompetitif. Sekian/hk/

Salam Hormat

Penulis
Halley Kawistoro
Halley Kawistoro Seorang Tenaga Pengajar di Sekolah Menengah Pertama yang ingin menyalurkan kemampuan di bidang Menulis dan bermanfaat Bagi Orang Lain

Post a Comment for "Berdamai Dengan Diri Untuk Menjadi Pribadi Yang Kompetitif"